kaukusnews.id, MAKASSAR – Program pengabdian masyarakat bertajuk “Penanganan Sampah Berkelanjutan” sukses digelar di Desa Wanio, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Kegiatan ini mendapat antusias tinggi dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Kepala Desa, tokoh masyarakat, remaja, hingga kader kesehatan yang turut berpartisipasi aktif sepanjang rangkaian kegiatan.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Tahun 2025. Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Syamsuar Manyullei, SKM., M.Kes., MSc.PH, dan didukung oleh dua anggota tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, yakni Dr. Wahiduddin, SKM., M.Kes. dan Nasrah, SKM., M.Kes.
Program dirancang sebagai strategi memperkuat ketahanan pangan rumah tangga dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui pendekatan pemanfaatan sumber daya lokal secara terpadu dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Wanio menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program ini yang dinilai sangat relevan dengan persoalan utama yang dihadapi masyarakat.
“Kami sangat berterima kasih kepada tim Unhas yang telah memilih Desa Wanio sebagai lokasi kegiatan. Permasalahan sampah memang menjadi tantangan besar di sini. Tidak ada sistem pengangkutan sampah, dan TPA sangat jauh. Akibatnya, banyak warga membuang sampah ke sungai atau membakarnya secara terbuka,” ujarnya.
Ia secara khusus mengapresiasi pengenalan metode pembakaran nir asap yang diperkenalkan dalam pelatihan.
“Metode pembakaran tanpa asap ini sangat solutif dan ramah lingkungan. Selain mengurangi pencemaran udara, abunya bisa dimanfaatkan sebagai kompos, dan air kondensasi dari asap bisa digunakan untuk menyiram tanaman. Ini betul-betul inovasi yang kami butuhkan,” tambahnya. Ia berharap program serupa dapat terus berlanjut di masa mendatang.
Selain pelatihan teknis pengelolaan sampah, kegiatan juga dirangkaikan dengan pembagian bibit sayuran seperti terong, cabai, tomat, dan kangkung kepada warga. Masyarakat diajak memanfaatkan pekarangan rumah sebagai kebun produktif untuk mendukung ketahanan pangan keluarga. Abu hasil pembakaran sampah organik digunakan sebagai pupuk alami, menciptakan siklus pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bernilai ekonomis.
Melalui program ini, masyarakat Desa Wanio diharapkan semakin mandiri dalam menangani persoalan sampah dan pangan, serta dapat menjadi model praktik baik bagi desa-desa lain yang ingin mengembangkan pendekatan lingkungan yang partisipatif dan berkelanjutan.
“Kami tidak hanya ingin menyelesaikan masalah lingkungan, tapi juga membangun kesadaran masyarakat bahwa sampah bisa menjadi sumber daya jika dikelola dengan bijak,” ujar Dr. Syamsuar.
Program ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendampingi masyarakat membangun solusi berbasis lokal, sekaligus memperkuat sinergi antara ilmu pengetahuan dan praktik lapangan demi masa depan desa yang lebih sehat dan mandiri. (*)