Oleh: Komisariat Teknik UMI
KAMI masih mempertanyakan keputusan sepihak dari Ketua Umum HMI Cabang Makassar terkait rekomendasi Cabang Makassar saat momentum Kongres HmI yang ke-32 di Pontianak.
Diktehaui pada saat itu, HmI Cabang Makassar yang diketuai Muh Arsy Jailolo memberikan rekomendasi kepada Kader asal Komisariat Hukum UMI, Rorano, tanpa melewati mekanisme rapat harian dan tanpa melibatkan satu pun Ketua Bidang dan jajaran pengurus HmI Cabang Makassar.
Pada saat itu, Kader HmI Komisariat Teknik UMI, Abdul Rizal, dan Kader dari HmI Komisariat Ekonomi Unibos, Andra, kedua nama tersebut ikut juga dalam kontestasi sebagai kandidat Ketua Umum.
Abdul Rizal dan Andra sendiri merupakan kader aktif yang berproses secara berjenjang di HmI Cabang Makassar dan senantiasa mengorbankan waktunya untuk mengisi ruang-ruang proses pengkaderan HmI Cabang Makassar.
Lantas kemudian, Muh Arsy Jailolo selaku ketum HmI Cabang Makassar memberikan rekomendasi kepada Rorano yang tidak pernah berproses secara berjenjang dan tidak pernah meluangkan waktunya untuk mengisi ruang-ruang proses pengkaderan di HmI Cabang Makassar.
Keputusan ini sangat melukai kami sebagai kader HmI Cabang Makassar yang notabenenya HmI Cabang Makassar adalah cabang yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai proses dalam mengorbitkan kader pentas nasional.
Keputusan ini dianggap sangat politis dan mencerminkan gaya kepemimpinan yang otoriter serta tidak demokratis karna tidak sesuai dengan mekanisme organisasi.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi kami bagaimana seorang Arsy Jailolo dalam menjunjung nilai-nilai proses HmI Cabang Makassar.
Kami juga meminta pertanggung jawaban kepada Arsy Jailolo selaku ketua umum HmI Cabang Makassar yang dalam masa jabatannya belum selesai, kemudian di angkat menjadi fungsionaris PB HMI.
Ini membuat kami bertanya tanya kualitas PB HMI dalam menentukan pengurusnya.
Pandangan Khusus
Pada hari ini kita semua mendengar dan menjadi saksi sejarah atas degradasi kualitas kepemimpinan otoriter yang dipraktekkan oleh Ketua Umum HMI Cabang Makassar, Muh Arsy Jailolo telah menciderai nilai-nilai “Siri na’ Pacce, sipakatau dan sipakalebbi ” yang selama ini digaungkan olehnya.
Sekarang itu semua omong kosong belaka!
Menggoreskan luka tanpa tahu kapan sembuhnya.
Kepada ketua Umum HMI Cabang Makassar yang tak lagi kami hormati, tak ada lagi sang nahkoda, tak ada lagi arah dan tujuan. Yang ada hanyalah luka.
Terima kasih kepada saudara yang hadir mendengarkan dan membaca serta menjadi saksi pada pandangan akhir ini.
Kami HMI Komisariat Teknik UMI, dengan tegas dan lantang, serta tanpa berfikir panjang lagi. Menolak dengan keras LPJ ini!