kaukusnews.id, MAKASSAR – Penyebab kebakaran yang melanda Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar beberapa waktu lalu masih menjadi tanda tanya. Bahkan spekulasi liar pun mulai muncul. Salah satunya, diduga berkaitan dengan pencopotan Muhyiddin sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik).
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menilai, wajar jika publik berspekulasi demikian. Ia bahkan mengaku berpandangan sama.
“Ya. Itu wajar-wajar saja, saya juga sama melihat itu,” kata Danny, Selasa, 14 Januari 2025.
Isu itu berembus sejak peristiwa kebakaran terjadi pada Sabtu, 11 Januari lalu, kurang lebih dua pekan setelah Muhyiddin dinonaktifkan sebagai Kadisdik.
Meski begitu, Danny mengatakan penggantian Muhyiddin sebagai Kadisdik tidak begitu saja dilakukan. Ia menyebut Muhyiddin diduga melanggar etik. Pertama soal netralitas ASN yang diproses Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan keluar negeri tanpa izin pimpinan.
“Kenapa saya mengganti kadisnya karena ada memang dua perintah. Yaitu, perintah dari BKN sendiri dan kebetulan pelanggaran disiplin berat. Dua hal itu memberikan gambaran memang, hal-hal yang relevan dengan apa yang terjadi,” terang Danny.
Karenanya, kata Danny, ketika ada yang berspekulasi kebakaran itu ada hubungannya dengan penonaktifan Muhyiddin. Ia juga mengaku berpandangan demikian.
“Jangankan orang lain, saya pun begitu. Bahwa memang ada hal hal yang mis tidak profesional yah,” imbuhnya.
Walau demikian, ia mengatakan pihaknya akan terlebih dahulu menunggu hasil pemeriksaan kepolisian untuk memastikan hal tersebut.
“Tapi semua hasil kita serahkan ke pihak kepolisian,” tukasnya.
Pihak Disdik belum menginformasikan secara pasti kerugian yang dialami. Namun, diperkirakan ada beberapa barang yang harganya cukup mahal ikut terbakar.
Sejauh ini, sudah ada beberapa orang yang dimintai keterangan oleh kepolisian. Salah satunya Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdik Kota Makassar, M Guntur.
Ia menyampaikan, pemeriksaan dilakukan mulai pukul 11.30 Wita, Senin, 13 Januari 2024. Pemeriksaan penyidik Polrestabes Makassar berlangsung hingga pukul 15.00 Wita.
“Dimintai keterangan. Siapa yang kabari pertama, kemudian apa-apa yang terbakar. Saya bilang tidak ada yang terbakar di ruanganku. Ruanganku saya tidakji. Amanji,” kata Guntur.
Sehari sebelum kejadian, Ia mengaku pulang kantor pada sore hari di Jumat, 10 Januari 2024. “Waktu itu, (pulang kantor) sore. Saya biasa pulang jam empat lewat, karena batas absen itu jam empat,” ujarnya.
Saat dinihari, ia dihubungi oleh satpam yang berjaga malam itu.
“Sepertinya itu semua yang ditelepon oleh security, itu yang dipanggil. Pada saat kejadian itu, saya kan orang yang ditelepon (juga). Saya yang merespon. Yang lain tidak diangkatpi. Kebetulan saya dengar teleponnya, saya terima. Setelah itu langsung ke lokasi,” bebernya.
Guntur ditelepon sekitar pukul 02.15 Wita dan tiba di lokasi sekitar pukul 02.50 Wita, Sabtu dinihari saat kejadian. “Sementara terbakar (saat tiba). Masih tinggi sekali apinya,” sambungnya.
Saat ditanyai soal staff yang tinggal sebelum kejadian, ia mengatakan tidak ada staff Bidang SMP yang tinggal.
“Ada staff yang tinggal, tapi itu staff keuangan. Ada tiga orang itu. Katanya disuruh sama Pak Kasubagnya, ada laporan keuangan,” ujarnya.
Selama ini, Guntur melihat tidak ada persoalan internal yang terjadi. “Tidak ada. Selama ini baik,” singkatnya.
Hanya saja, kata dia ada pengakuan dari staff keuangan bahwa sebelum insiden terjadi, pembatas meteran di ruangan mereka sering jeglek.
“Tapi memang itu ruangan keuangan akhir-akhir ini memang selalu latto’-latto’ (jeglek) itu meterannya. Pembatasnya. Di ruangan keuangan itu sering jatuh pembatasnya, sering mati-mati,” tukasnya.
Hingga Selasa, 14 Januari 2025, pihak kepolisian belum juga merilis hasil penyelidikan. Apakah kenakaran terjadi karena unsur kesengajaan atau ada sebab lain.
Akibatnya kebakaran ini, sejumlah fasilitas termasuk beberapa ruangan penting dilahap api. Termasuk ruang keuangan, perencanaan, dapodik, informasi, aula, dan ruangan penilik.