Faisal Basri Ungkap Tiga Nama Menteri yang Terlibat Politisasi Bansos

- Editor

Selasa, 2 April 2024 - 06:42 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Bansos yang dipermasalahkan di Pilpres 2024. (Foto: kaukusnews.id)

Ilustrasi Bansos yang dipermasalahkan di Pilpres 2024. (Foto: kaukusnews.id)

kaukusnews.id, JAKARTA – Dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Ekonom Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri, menyoroti politisasi bantuan sosial (bansos) dan menunjuk tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju sebagai pelaku utama.

Menurutnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan adalah yang paling vulgar dalam memanfaatkan bansos untuk kepentingan politik.

“Jadi, sudah uangnya ada, tapi kurang magnetnya, harus ditujukan ini loh yang ngasih secara demonstratif, maka Airlangga Hartato misalnya dan banyak menteri lagi lah, tapi yang paling vulgar, Airlangga Hartarto, Bahlil, dan Zulkifli Hasan,” kata Faisal.

Baca Juga :  Misteri Kebakaran Kantor Disdik, Tiga Staf Pulang Terakhir

Faisal menegaskan bahwa tiga menteri tersebut secara aktif memperlihatkan bahwa bansos berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), dengan tujuan untuk memobilisasi para pejabat di daerah dan memengaruhi dukungan politik.

Padahal, bansos adalah program strategis pemerintah yang telah disetujui oleh semua fraksi di DPR.

Dalam kesaksiannya, Faisal menyebut bahwa Airlangga Hartanto dan Zulkifli Hasan pernah menyatakan bahwa bansos berasal dari Presiden Jokowi, sehingga masyarakat diharapkan berterima kasih dan memilih kandidat yang didukung Jokowi.

Sedangkan Bahlil menyebutkan tentang membuat bansos sendiri tanpa melibatkan Jokowi.

Baca Juga :  Prof. Dr. H. Karta Jayadi, M.Sn Terpilih Jadi Rektor Universitas Negeri Makassar 2024-2028

Menurut Faisal, tindakan tersebut menunjukkan bahwa politisasi bansos tidak hanya tentang penyaluran uang, tetapi juga melibatkan mobilitasi para pejabat publik.

Ia juga menyoroti penggelontoran bansos menjelang Pilpres 2024 sebagai praktik politik gentong babi, yang mengacu pada penggunaan dana publik untuk kepentingan politik tertentu.

Faisal menekankan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tergolong miskin, sehingga bansos menjadi isu sensitif yang bisa dimanfaatkan oleh politisi untuk keuntungan politik.

Dengan demikian, ia menilai perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan bansos agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan politik.

Berita Terkait

Presiden Prabowo Setujui SPMB Sebagai Pengganti PPDB
Kemensos Akan Buat Sekolah Rakyat, Cak Imin: Sementara Diproses
Perguruan Tinggi Kelola Tambang, DPR RI: Agar Kuliah Gratis
Zonasi PPDB Tidak Akan Dihapus, Dikombinasikan dengan Sistem Lain
Ini Penyebab Prabowo Belum Pindah ke IKN
RUU Minerba, Perguruan Tinggi Bisa Kelola Tambang
Presiden Prabowo Subianto Minta Maaf Program MBG Belum Merata, Janji Rampung Akhir 2025
Tiga Sahabat Mewarnai Sejarah Sulawesi Selatan dan Indonesia

Berita Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 20:53 WITA

Presiden Prabowo Setujui SPMB Sebagai Pengganti PPDB

Rabu, 29 Januari 2025 - 18:59 WITA

Kemensos Akan Buat Sekolah Rakyat, Cak Imin: Sementara Diproses

Sabtu, 25 Januari 2025 - 09:52 WITA

Perguruan Tinggi Kelola Tambang, DPR RI: Agar Kuliah Gratis

Jumat, 24 Januari 2025 - 16:25 WITA

Zonasi PPDB Tidak Akan Dihapus, Dikombinasikan dengan Sistem Lain

Rabu, 22 Januari 2025 - 09:51 WITA

Ini Penyebab Prabowo Belum Pindah ke IKN

Berita Terbaru

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, secara resmi melantik Dr. Andi Zulkifli Nanda sebagai Sekda Kota Makassar di Balai Kota, Rabu (28/5/2025). (ist)

Metro

Pemkot Makassar Resmi Miliki Sekda Definitif

Rabu, 28 Mei 2025 - 16:34 WITA