kaukusnews.id, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto enggan terburu – buru menyatakan sikap maju di Pilgub Sulsel, November 2024.
Wali Kota berlatar belakang arsitek ini menunggu hasil sidang sengketa Pemilu 2024, baik Pileg dan Pilpres yang bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Ini kan masih ada residu Pileg dan Pilpres ditandai dengan di MK. Kalau sudah residu ini hilang baru kami akan menentukan sikap,” tegas Danny kepada wartawan di kediamannya baru – baru ini.
Meski begitu, Danny mengaku, komunikasi dengan sejumlah elite partai politik terus terjalin.
Serta figur – figur potensial berlatar belakang Kepala Daerah yang punya kans maju di Pilgub, komunikasi berjalan intens.
“Sudah (komunikasi dengan figur lain). Partai juga kita komunikasi, baku WA. Komunikasi melalui WA, beberapa sudah ketemu. Tapi kan namanya penjajakan jadi memang sifatnya lebih silent,” ucap Danny.
Danny menuturkan sejauh ini belum intens melakukan persiapan untuk maju Pilgub Sulsel. Pihaknya akan mengumpulkan timnya untuk membicarakan persiapannya.
“Saya belum pernah kumpulkan tim, teman-teman tahu kok. Makanya kemarin saya kasih kumpul camat, lurah, (tetapi) dia pikir (urusan politik) padahal masalah sampah itu kemarin,” ujarnya.
Di samping itu, Danny mengaku, akan mengerahkan dua lembaga survei untuk melihat peluangnya di Pilgub.
“Baru mulai, tahun lalu sudah pernah (lakukan survei), tapi saya tidak pernah umumkan. Tapi kali ini saya habis lebaran kita mulai survei, dua (lembaga) survei sekaligus,” katanya.
Sementara Pengamat Politik, Muhammad Asratillah mengatakan, bagi para figur yang berminat mencalonkan diri di Pilgub Sulsel
sepatutnya mulai melakukan komunikasi – komunikasi politik dengan partai.
“Karena dalam kandidasi di Pilgub adalah mendapatkan rekomendasi usungan dari parpol,” kata Asratillah.
Dia mengatakan, Danny Pomanto merupakan figur potensial di Pilgub mendatang, serta punya pengamalan dalam pencalonan sebagai Wali Kota Makassar dua periode.
“Soal seberapa besar potensi Danny untuk mendapatkan rekomendasi parpol, sangat bergantung pada bargaining politik yang ditawarkan. Tetapi yang lebih penting adalah meyakinkan pengurus pusat, karena rekomendasi diterbitkan oleh DPP,” lanjutnya.
Selain itu, Danny juga mesti mempermantap elektabilitas dirinya, karena salah satu tolak ukur parpol dalam memberikan rekomendasi adalah peluang keterpilihan di bakal kandidat.
“Karena pada dasarnya parpol bersikap pragmatis dalam melihat kontestasi, dalam artian akan berupaya sebisa mungkin mencari jalan/cara yang paling besar kemungkinannya untuk memenangkan kompetisi,” imbuhnya.