kaukusnews.id, MAKASSAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tengah mematangkan berbagai persiapan untuk mempercepat realisasi program unggulan Gratis Seragam Sekolah, yang digagas oleh Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham (MULIA).
Program ini ditujukan bagi seluruh siswa SD dan SMP di Kota Makassar, dan direncanakan mulai dijalankan dalam waktu dekat seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru 2025.
Sebagai langkah awal, Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar aktif mensosialisasikan program ini kepada para pelaku UMKM, khususnya penjahit lokal yang nantinya akan dilibatkan dalam pembuatan seragam.
“Alhamdulillah, kami sudah menyelesaikan sosialisasi di 15 kecamatan kepada pelaku UMKM, khususnya jasa jahit. InsyaAllah data kelompok UMKM akan rampung pada Rabu besok,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar, Muhammad Rheza, Selasa (15/4/2025).
Rheza menambahkan, seluruh camat turut serta mendata dan memetakan penjahit yang ada di wilayah masing-masing, termasuk para pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi.
“Sudah ada pertemuan dengan para penjahit, dan mereka menyatakan kesiapannya untuk ambil bagian dalam program ini,” jelas mantan Camat Tamalanrea itu.
Lebih lanjut, Rheza menyatakan, pemberdayaan UMKM sesuai dengan arahan langsung dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar sebagai bentuk komitmen dalam mendukung perekonomian lokal.
Di sisi lain, anggota DPRD Kota Makassar, Muchlis Misbah, juga menyampaikan dukungan penuh terhadap program tersebut. Ia menilai kebijakan ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam meringankan beban orang tua serta memperkuat sektor pendidikan.
“Melalui rapat monitoring dan evaluasi bersama mitra Komisi D dan Dinas Pendidikan, kami memastikan bahwa program ini sudah bisa dilaksanakan tahun ini,” ungkapnya.
Menurut Muchlis, program ini akan menyasar 314 SD dan 55 SMP di Kota Makassar, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 18 miliar dari APBD.
“Kami berharap pelaksanaannya berjalan lancar pada tahun ajaran baru dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh anak-anak kita, khususnya dari keluarga ekonomi menengah ke bawah,” tutupnya. (*)