kaukusnews.id, MAKASSAR – Musim penghujan yang masih berlangsung hingga Januari 2025 membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar semakin meningkatkan upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan melakukan fogging atau pengasapan di berbagai wilayah.
Kepala Dinkes Makassar, Nursaidah Sirajuddin, menyebut bahwa peralihan musim dapat menjadi faktor utama penyebab peningkatan kasus DBD.
“Musim peralihan dari musim kemarau ke hujan atau sebaliknya cenderung memicu terjadinya penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti,” ujar dr. Ida, sapaan akrabnya, belum lama ini.
Ia menegaskan bahwa seluruh puskesmas di 14 kecamatan di Kota Makassar telah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi wabah DBD. Jika ditemukan pasien DBD di puskesmas, fogging harus segera dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal pasien guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Selain itu, dr. Ida juga mengajak RT/RW untuk lebih aktif dalam membangun komunikasi dan kolaborasi dengan puskesmas setempat agar penanganan terhadap kasus DBD bisa lebih cepat dan efektif.
Sementara itu, berdasarkan data Dinkes Sulawesi Selatan, kasus DBD hingga Oktober 2024 tercatat mencapai 4.975 kasus dengan 20 orang meninggal dunia. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 2.701 kasus dengan 8 orang meninggal dunia. Kota Makassar menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni lebih dari 500 kasus.
Tren kasus DBD pada tahun 2024 menunjukkan lonjakan sejak awal tahun dengan puncak pada Februari, sebelum akhirnya menurun di bulan-bulan berikutnya.
Kepala Dinkes Sulsel, Ishaq Iskandar, mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman DBD, terutama di musim hujan.
“Insidensi kasus DBD dipengaruhi iklim dan lingkungan. Umumnya meningkat pada saat curah hujan tinggi,” ujarnya.